KARAKTERISASI OBAT NYAMUK BAKAR HERBAL DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH GAGANG CENGKEH DAN TEMPURUNG BIJI PALA
ABSTRACT
The increase of of cloves and sed nutmeg productions effects in its waste into the environment. However, the cloves and nutmeg shell could be use as mosquito repellent. The combination of essential oil extracted from cloves and nutmeg shell functions well as repellent for mosquitos. This research aims to identified the characteristics of essential oil extracted from these two spices by analysing its water, carbon aand ash concentrate. Therefore, we found that water level in U1 was 1.4573, and U2 was 1.6070, hence ash rate for U1 was 7,8674, U2 was 7,49224 and for carbon it was U1 24,4496 U2 23,5778. At the end we could say that for and ash it has already meet the SNI standard, while carbon hasn’t meet SNI standard yet. Key words: Herbal mosquito repellent; waste; nutmeg shell waste.
ABSTRAK
Produksi cengkeh dan pala yang semakin banyak, menjadikan pencemaran limbah dari gangang cengkeh dan tempurung biji pala makin tinggi di lingkungan masyarakat setempat. Masyarakat pada umumnya mebasmi nyamuk dengan obat nyamuk yang komposisinya dari bahan kimia. Mempunyai bahan aktif yaitu dichlorvos, propoxur, pyrethroid, diethyltoluamide dan transflutrin. Bahan aktif yang masuk kedalam tubuh secara tersu menerus dalam waktu yang lama akan menyebabkan gangguan pada paru-paru, hati tidak mampu untuk melakukan detoksifikasi secara sempurna. Obat nyamuk herbal merupakan obat nyamuk yang komposisinya dari bahan bahan aktif yang berdampak positif bagi kesehatan, ganggang cengkeh dan tempurung biji pala meiliki kandungan minyak atsiri, komposisi senyawa minyak atsirinya yang berpotensi sebagai pengusir nyamuk dengan potensi paling tinggi. Kombinasi limbah ganggang cengkeh dan limbah tempurung biji pala yang memiliki kandungan minyak atsiri sangat baik dijadikan obat nyamuk herbal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Karakteristik Obat nyamuk bakar dengan bahan baku limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala dengan variabel analisis kadar air, analisis kadar karbon dan analisis kadar abu. Variabel Respon diukur dengan menggunakan standar SNI 06-3730,1995. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar Nilai Air Pada U1 1,4573, U2 1,6070, Kadar Nilai Abu U1 7,8674, U27, 9224, Kadar Nilai Karbon U1 24,4496 U2 23,5778. kesimpulan kadar Nilai Air memenuhu standar SNI, Kadar Nilai Karbon belum memenuhi Standar SNI dan Kadar Nilai Abu sudah memenuhi Standar SNI.
Kata Kunci : obat nyamuk herbal, Limbah ganggang cengkeh, Limbah
tempurung biji pala
Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu penghasil utama cengkeh dan pala, termasuk di Kecematan Teluti. Menurut Rahadian (2009), Liunokas & Karwur (2020) dan Alegantina & Mutiatikum (2009) pala merupakan salah satu sumber daya alam lokal yang mempunyai banyak manfaat. Tidak hanya cengkeh dan pala, Boesari et al., (2015), Smith & Idrus (2015), Purwanti et al. (2015) mengungkapkan bahwa berbagai jenis tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat, termasuk obat nyamuk tradisional. Hasil panen pala dan cengkeh masyarakat merupakan sumber pendapatan utama untuk ekonomi keluarga. Menurut Nurdjannah (2004) dan Kaharuddin (2017), tanaman cengkeh sejak lama digunakan untuk industri pangan. Berbeda dengan gagang dan tempurung biji pala memiliki nilai yang rendah pada industri pangan di masyarakat. Kualitas tempurung pala dan gagang kering memiliki nilai karbon dan nitrogen yang baik. Produksi cengkeh dan pala yang semakin banyak dapat meningkatkan limbah masyarakat yang terus meningkat. Kurangnya pengetahuan pengelolaan gagang dan tempurung biji yang dapat dilakukan oleh masyarakat menyebabkan gagang dan tepurung biji pala dibuang setelah proses pemanenan cengkeh dan pala. Bagian buah pala mempunyai nilai jual yang tinggi mulai dari daging, bunga, dan biji. Bagian pala yang tidak bermanfaat, karena tidak memiliki nilai jual di pasar adalah bagian tempurung. Nilai jual cengkeh pada dunia industri sangat tinggi, sehingga masyarakat membudidayakan cengkeh untuk dijadikan pendapatan ekonomi keluarga. Cengkeh yang dipanen dan gagang yang tidak dimanfaatkan berdampak pada penumpukan sampah masyarakat. Gagang cengkeh dan tempurung biji pala memiliki nilai yang rendah di mata masyarakat pada umumnya. Adanya pengolahan limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala, dapat menambah nilai ekonomi masyarakat sekitar. Masyarakat pada umumnya membasmi nyamuk dengan memakai obat nyamuk bakar dan cair (Susanti & Sari, 2019). Secara berkala obat nyamuk terdiri dari beberapa jenis yang komposisinya dari bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila penggunaannya secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang akan berdampak pada lingkungan. Akibat pemakaian obat nyamuk berbahan dasar kimia adalah merusak lingkungan. Pada jangka panjang dapat berpengaruh terhadap menipisnya lapisan ozon, sehingga mempercepat pemanasan global. Pemanfaatan limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala dapat berdampak bagi terjaganya kualitas lingkungan dan kesehatan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti perlu melakukan penelitian mengenai karakterisasi obat nyamuk herbal dengan bahan baku limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik obat nyamuk herbal dengan bahan baku limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala. Selain itu, diperlukan informasi tentang karakteristik mutu obat nyamuk herbal dengan bahan baku limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala.
Waktu dan Tempat Penelitian
Analisis uji mutu dilakukan pada laboratorium kimia Universitas Pattimura Ambon.
Sampel bahan baku limbah gagang cengkeh dan
kulit pala diambil dari desa Laimu Kecamatan
Teluti Kabupaten Maluku Tengah.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental, studi lapangan, dan uji
laboratorium untuk menganalisis mutu obat
nyamuk herbal dari limbah gagang cengkeh dan
tempurung biji pala.
Populasi dan Sampel
Polulasi dalam penelitian ini adalah seluruh
limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala
warga Desa Laimu Kecematan Teluti, Kabupaten
Maluku tengah. Sedangkan sampel adalah bagian
dari tempurung dan gagang cengkeh yang
diperlakukan dalam laboratoroium.
Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive
digunakan untuk pertimbangan pengambilan
sampel di beberapa rumah warga yang memiliki
limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala
dengan tingkat produksi tinggi (Gambar 1).
Alat dan bahan yang digunakan antara lain
adalah: ember untuk pengumpulan sampel, drum
untuk proses pengeringan, pengaduk, lumpang
batu/kayu untuk proses penghalusan sampel,
timbangan, cetakan untuk mencetak obat nyamuk,
dan berbagai peralatan alat gelas.
Variabel penelitian ini terdiri atas variabel X
yaitu obat nyamuk herbal berbahan dasar limbah
gagang cengkeh dan tempurung biji pala.
Sedangkan variabel Y adalah mutu obat nyamuk
herbal dengan indikator kadar air, nilai kadar
karbon dan nilai kadar abu.
Langkah–langkah kegiatan yang dilakukan
adalah dari limbah gagang cengkeh dan
tempurung biji pala (Gambar 2) (Widian &
Kartini, 2012) dikembangkan menjadi suatu
bentuk obat nyamuk herbal (Gambar 3). Obat
nyamuk ini selanjutnya dilakukan analisis mutu,
yang meliputi kadar air, kadar nilai karbon, dan
kadar nilai abu.
Teknik Analisi Data
Adapun langkah-langkah dalam penelitian
melalui analisis laboratorium (Feringo, 2019)
adalah sebagai berikut:
1. Membuat obat nyamuk dari bahan dasar
limbah gagang cengkeh dan tempurung
biji pala.
2. Melakukan analisis mutu di laboratorium
untuk mendapatkan nilai kadar air, nilai
karbon dan nilai abu pada produk.
Data hasil analisis dari laboratorium, selanjutnya disesuaikan dengan standar SNI 06- 3730, 1995. Nilai abu dianalisis dengan menggunakan rumus: Nilai kadar air dianalisis dengan menggunakan : Nilai kadar karbon dianalisis dengan menggunakan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula gagang cengkeh dan tempurung pala dapat dijadikan sebagai bahan obat nyamuk. Kandungan minyak atsiri yang ada pada gagang cengkeh dan tempurung biji pala merupakan insektisida alami. Data untuk kadar air, kadar abu, dan kadar karbon dari obat nyamuk herbal berbahan dasar tempurung biji pala dan gagang cengkeh didapat dari uji laboratorium kimia dasar dan dibandingkan dengan nilai mutu Standar Nasional Indonesia (SNI 06-3730, 1995). Kadar Air Obat Nyamuk Herbal Pengujian kadar air pada obat nyamuk bertujuan mengetahui kandungan air yang mempengaruhi kemampuan bakar pada obat nyamuk, pengujian kadar air obat nyamuk dilakukan dalam dua kali ulangan (Tabel 3). Kadar air memberikan petunjuk tentang sifat higroskopis arang aktif yang dihasilkan. Pada tabel analisis kadar air (Tabel 3) menunjukkan banyaknya air yang terkandung dalam obat nyamuk herbal yang secara nyata mempengaruhi lama atau kualitas obat nyamuk. Kadar air pada ulangan-1 berat sampel 1,8046 dengan berat air 0,0263 dan kadar air yang terkandung pada obat nyamuk herbal adalah 1,4573. Pada ulangan-2 berat sampel 1,6893, berat Air 0,0285 dan kadar air yang terkandung 1,6070. % Fixed Karbon=100%-(%Volatil+% abu)
Tabel 1 menunjukkan kadar air tertinggi diperoleh pada ulangan ke-2 yaitu 1,6070. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kadar air yang diperoleh memenuhi persyaratan SNI 06-3730- 1995 karena kadarnya kurang dari 15 %. Kadar air yang dibutuhkan diutamakan memiliki nilai sekecil-kecilnya karena akan mempengaruhi daya serapan atau kualitas obat nyamuk. Kadar Abu Obat Nyamuk Herbal Penentuan kadar abu bertujuan untuk mengetahui presentasi obat nyamuk herbal dari sisa pembakaran, Kadar abu suatu bahan erat kaitannya dengan kandungan mineral, Analisis kadar abu dilakukan dalam dua kali ulangan (Tabel 3). Penentuan kadar abu total dilakukan dengan tujuan untuk dijadikan parameter dalam menentukan baik tidaknya obat nyamuk yang digunakan. Analisis kadar abu ulangan-1 dengan berat sampel 1,9282 dan berat abu 0,1517 dan kadar abu 7,8674, pada ulangan-2 berat sampel 1,8719, berat abu 0,1483 dan kadar abu 7,9224. Sehingga berdasarkan hasil tersebut, nilai kadar abu tertinggi pada ulangan ke 2. Dari hasil analisis tabel 3 menunjukan bahwa kadar abu yang diperoleh memenuhi standar persyaratan SNI 06- 3730-1995 karena kadarnya kurang dari 10 %. Kadar Karbon Obat Nyamuk Herbal Uji kadar karbon yang terikat dari obat nyamuk untuk menjadi parameter rendahnya nilai kalor dipengaruhi oleh kadar karbon terikat, pengujian kadar karbon dilakukan dalam dua kali ulangan. Penentuan kadar karbon terikat bertujuan untuk mengetahui kandungan karbon setelah proses karbonisasi pada ulangan-1 berat sampel 1,6557, berat karbon 0,4048, dan kadar karbon 24,4496. Pada ulangan-2 berat sampel 1,7016, berat karbon 0,4012 dan kadar karbon yang terikat pada obat nyamuk herbal 23,5778. Kualitas obat nyamuk dinilai berdasarkan analisis kadar air, analisis kadar abu, dan analisis kadar karbon. Kadar karbon terikat adalah fraksi C dalam arang. Kadar karbon terikat dipengaruhi oleh kadar zat mudah menguap dan kadar abu
Kadar
Air Obat Nyamuk Herbal
Pengujian Kadar Air
pada Obat Nyamuk bertujuan mengetahui kandungan air yang mempengaruhi kemampuan
bakar pada obat nyamuk, pengujian kadar air obat nyamuk dilakukan dalam dua
kali ulangan, berikut merupakan tabel analisis kadar air .
Tabel. 2.
Analisis Kadar Air
No
|
Ulangan |
Berat Sampel |
Berat Air |
Kadar Air |
1 |
U1 |
1,8046 |
0, 0263 |
1,4573 |
2 |
U2 |
1, 6893 |
0, 0285 |
1,6070 |
SNI 06-3730-1995 |
Max 15% |
Kadar Air
memberikan petunjuk tentang sifat higroskopis arang aktif yang dihasilkan. Pada
tabel Analisis kadar Air di atas adalah banyaknya air yang terkandung dalam
obat nyamuk herbal yang secara nyata mempengaruhi lama atau kualitas obat
nyamuk, Kadar Air Pada Ulangan-1 berat sampel 1,8046 Berat Air 0,0263 dan kadar
air yang terkandung pada obat nyamuk herbal 1,4573. Pada. Ulangan-2 berat
sampel 1,6893 Berat Air 0,0285 dan kadar Air yang terkandung 1,6070. Dari Tabel
1 kadar air di Atas dapat dilihat bahwa air tertinggi diperoleh pada ulangan
ke-2 yaitu 1,6070. Dari Data tersebut menunjukan bahwa kadar air dari dua kali
Ulangan (U1 dan U2) yang diperoleh memenuhi persyaratan SNI 06-3730-1995 karena
kadarnya kurang dari 15 %. Kadar air
yang dibutuhkan diutamakan memiliki nilai sekecil kecilnya karena akan
mempengaruhi daya serapan atau kualitas obat nyamuk
Kadar
Abu Obat Nyamuk Herbal
Penentuan Kadar Abu bertujuan untuk
mengetahui presentasi obat nyamuk herbal dari sisa pembakaran, Kadar abu suatu bahan erat
kaitannya dengan kandungan mineral, Analisis kadar abu dilakukan dalam dua kali
ulangan, tabel berikut adalah hasil Analisis kadar Abu.
Tabel. 3.
Analisis Kadar Abu
No
|
Ulangan |
Berat Sampel |
Berat Abu |
Kadar Abu |
1 |
U1 |
1,9282 |
0, 1517 |
7,8674 |
2 |
U2 |
1, 8719 |
0, 1483 |
7, 9224 |
SNI 06-3730-1995 |
Max 10% |
Penentuan kadar abu total dilakukan dengan tujuan untuk
dijadikan parameter dalam menentukan baik tidaknya obat nyamuk yang digunakan.
Pada tabel analisis kadar abu di atas pada ulangan-1 berat sampel 1,9282 Berat Abu 0,
1517 dan Kadar Abu 7,8674 pada Ulangan-2 Berat sampel 1, 8719 Berat Abu 0, 1483
dan Kadar Abu 7, 9224. Sehingga dari tabel ulangan di atas nilai kadar abu yang
paling tertinggi pada ulangan ke 2. Dari hasil Analisi tabel 2 di atas menunjukan bahwa Kadar abu pada dua
kali ulangan (U1 dan U2) yang diperoleh memenuhi standar persyaratan SNI
06-3730-1995 karena kadarnya kurang dari 10 %
Kadar
Karbon Obat Nyamuk Herbal
Uji kadar Karbon
yang terikat dari obat nyamuk untuk menjadi parameter Rendahnya nilai kalor
dipengaruhi oleh kadar karbon terikat, pengujian kadar karbon dilakukan dalam
dua kali ulangan.
Tabel. 4.
Analisis Kadar Karbon
No
|
Ulangan |
Berat Sampel |
Berat Karbon |
Kadar Karbon |
1 |
U1 |
1,6557 |
0, 4048 |
24,4496 |
2 |
U2 |
1,7016 |
0, 4012 |
23,5778 |
SNI 06-3730-1995 |
Min 65% |
Penentuan kadar
karbon terikat bertujuan untuk mengetahui kandungan karbon setelah proses
karbonisasi pada ulangan-1 berat sampel 1, 6557 Berat Karbon 0,4048 dan Kadar
Karbon 24,4496. Pada Ulangan-2 Berat Sampel 1,7016, Berat Karbon 0, 4012 dan
Kadar Karbon yang terikat pada obat nyamuk herbal 23,5778, kadar karbon yang
terikat yang paling banyak pada ulangan-1,
Kualitas obat
nyamuk dilihat dari Analisis kadar Air, Analisi Kadar Abu dan Analisi Kadar
Karbon. Kadar karbon terikat adalah fraksi C dalam
arang. Kadar karbon terikat dipengaruhi oleh kadar zat mudah menguap dan kadar
abu. Semakin besar kadar zat menguap dan kadar abu maka akan menurunkan kadar
karbon terikat.
Gambar 2.
Produc Obat Nyamuk Herbal
Pada
obat nyamuk herbal berbahan dasar limbah gagang cengkeh dan tempurung biji pala
memiliki kadar air dan kadar abu memenuhi standar SNI 06-3730-1995,
sedangkan pada kadar karbon yang diperoleh tidak memenuhi standar SNI
06-3730-1995, teori kinetika menyebutkan bahwa semakin tinggi suhu reaksi maka
laju reaksi akan bertambah cepat, peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi
antara karbon dan uap air sehingga banyak karbon yang terkonversi menjadi H2O
dan CO2 sehingga semakin sedikit karbon yang tersisa, hal ini berkaitan anatar
reaksi oksidasi antara arang dan panas, semakin tinggi suhu aktivasi maka
kecepatan reaksi dan jumlah bahan penyusun karbon yang bereaksi semakin besar,
kadar karbon pada obat nyamuk memiliki peran penting untuk peningkatan nilai
kalori, keseimbangan antara kadar air dan kadar abu memiliki peran pada
peningkatan kadar karbon obat nyamuk sehingga nilai kalor yang dihasilakan ikut
mengalami peningkatan.
Peningkatan kadar
karbon yang disesuaikan dengan SNI pada obat nyamuk herbal dapat memberikan
manfaat dan solusi terbaik bagi masyarakat yang ketergantungan memakai obat
nyamuk berbahan dasar kimia, obat nyamuk herbal berbahan dasar limbah gagang
cengkeh dan tempurung biji pala memiliki kandungan minyak atsiri yang berfungsi
untuk mengusir nyamuk secara alami
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa karakterisasi dari Obat nyamuk herbal berbahan
dasar tempurung biji pala dan gagang cengkeh dengan tiga indikator uji yaitu
Uji Kadar Air dengan standar SNI 06-3730-1995 Kurang dari 15% adalah kadar Air
memenuhi stanadar SNI dan kadar Abu dengan standar SNI 06-3730-1995 Kurang dari
10% kadar abu memenuhi standar SNI 06-3730-1995 sedangkan pada Analisis kadar
Karbon belum memenuhi standar SNI atau kurang dari 65%.
2. Saran
Diperlukan penelitian Lebih lanjut untuk peningkatan Kadar Karbon,
Karakterisasi Nilai Asap, Lama bakar, perilaku masyarakat dalam pemakaian obat
nyamuk herbal berbahan dasar limbah ganggang cengkeh dan tempurung biji pala
sehingga nantinya akan mendapatkan replan obat nyamuk yang sesuai Standar SNI.
DAFTAR PUSTAKA
Ekanita
Familiana. 2017. Analisis Usaha
Pemanfaatan Campuran Daun Dan Ladek Untuk Produksi Minyak. Universitas
Gadjah Mada, 2014|Diunduh Dari Http://Etd.Repository. Ugm.Ac.Id/
Kaharuddin.
Optimasi Produksi Minyak Cengkeh Berdasarkan
Kerapatan Bahan Dan Lama Penyulingan. Program Universitas Hasanudin
Nanan Nurdjannah. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh Balai Besar Penelitian Dan
Pengembangan Pasca Panen Pertanian Indonesian. Center For Agricultural
Postharvest Research And Development Jl. Tentara Pelajar No.12 Bogor
Suryatmi
Retno Dumadi. Pemanfaatan Limbah Daging
Buah Pala Tua Di Maluku. Pusat Teknologi Agroindustri Bppt, Jakarta Jl. Mh.
Thamrin No. 8, Jakarta 10340 E-Mail: Sur_Dumadi@Yahoo.Co.Id Jrl Vol.7 No.2 Hal.
171 - 177 Jakarta, Juli 2011 Issn : 2085.3866 No.376/Au1/P2mbi/07/2011
Dhimas Dita Rahadian.2009.Pengaruh Ekstrak Biji Pala (Myristica Fragrans Houtt). Dosis 7,5
Mg/25grbb Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Lama Waktu Tidur Mencit Balb/C Yang
Diinduksi Thiopental G2a002053 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang
Ida
Purwanti, Ika Yulianti. Dkk. 2015. “ Si
Onyil” (Obat Nyamuk Herbal Ramah Lingkungan) Sebagai Alternatif Pembasmi Nyamuk
Di Lingkungan Padat Penduduk Sekitar Kampus UNS. Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Husein Smith dan
Syarifuddin Idrus. 2019. Karakterisasi
Obat Nyamuk bakar berbahan baku insektisida alami dari limbah penyulingan
Minyak Kayu Putih., Balai Riset dan Standarisasi Industri Ambon.
Dewi Alimah, 2017. Sifat
dan Mutu Arang Aktif Dari tempurung Biji mete (Anacardium occidentale L.)., Balai
Penelitian Dan pengembangan Lingkungan Hidup dan kehutanan banjar Baru.
Erik manialup Dkk, kajian pembuatan briket Arang dari limbah
tempurung pala (Myristica
fragrans Haitt)., Program Studi
tehnik pertanian Fakultas Pertanian UNSRAT
Hasan Boesri Dkk, 2015. Uji
Replan (Daya tolak) beberapa ekstrak tumbuhan terhadap gigitan nyamuk Aedes
aegypti Vektor Demam Berdarah Dengu., Balai besar Penelitian
dan pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
.
Tidak ada komentar